BERITATATOTABUAN.COM, MANADO – Kapasitas tenaga medis dan peralatan kedokteran di Rumah Sakit Siloam Manado, rupanya sudah cukup canggih. Betapa tidak, jika selama ini di Sulut belum ada yang mampu melalukan bedah saraf minimal Invasive. Maka pada (20/02/2016) lalu, RS ternama di Indonesia itu berhasil melakukan terobosan, dengan menggelar operasi terhadap seorang pria berumur 30 tahun yang menderita penyakit tumor hipofisa.
Dari rilis yang diterima beritatotabuan.com, diketahui kalau tindakan bedah minimal invasive yang disebut dengan ‘Endoscopic Endonasal Transsphenoid Hypophysectomy’ ini dinilai merupakan tindakan bedah yang aman dengan nilai keberhasilan tinggi dan komplikasi rendah.
“Kelenjar hipofisa terletak di dasar tengkorak yang sempit dan dikelilingi oleh struktur penting. Sehingga, dengan teknik bedah tersebut, seorang ahli Bedah Saraf dapat mengakses secara detil panoramik dari gambaran patologis tumor pada kelenjar hipofisa dengan aman tanpa merusak struktur penting disekitarnya,” ujar Dr Eko Prasetyo Sp. BS (K) selaku ketua tim dokter bedah, Senin (22/02/2016) kemarin,
Ditakatan Eko, tindakan bedah konvensional lazimnya dilakukan pembukaan kulit dan tulang kepala yang sering diperlukan tranfusi darah dan meninggalkan bekas di kepala serta menjadi ‘image’ menakutkan bagi semua pasien tumor otak. Dimana, masih menurutnya, tindakan itu tidak dapat mengangkat total dari ukuran tumor dan harus menyusur struktur normal otak lainnya dan diperlukan waktu bedah lebih lama.
“Dengan tindakan bedah minimal invasive, hanya memerlukan waktu 1-3 jam tergantung dengan besar ukuran tumor, sehingga tumor dapat diangkat total dan usai dilakukan pembedahan makan penderita dapat dirawat di ruangan tanpa harus dirawat di ICU. Jika dalam 1-2 hari tidak ada keluhan maka pasien langsung bisa menjalani rawat jalan,” jelasnya,
Dengan system bedah saraf invasive tersebut, dikatakan olehnya, indakan itu langsung dapat dengan maksimal mengurangi volume tumor yang menekan pada saraf penglihatan (saraf optikus dan persilangan-nya) maka perbaikan tajam dan lapang penglihatan segera dirasakan oleh penderita.
“Namun demikian,apabila penderita masih dengan keluhan mata kabur atau belum buta total maka prognosis kembalinya fungsi penglihatan masih besar.Sehingga diperlukan partisipasi diagnosis dini oleh sejawat para dokter di periferi dan maupun sejawat ahli penyakit mata,” paparnya,
Adapun proses tindakan bedah saraf invasive tersebut diungkapkan olehnya, dilakukan di Kamar Bedah RS Siloam Manado oleh team yang dipimpin oleh Dr Eko Prasetyo Sp.BS(K) dengan anggota Dr Maximillian Ch Oley Sp.BS dan didampingi oleh DR.Dr.Julius July Sp.BS(K) dari RS Siloam Karawaci Tangerang.
“Tindakan bedah berlangsung dalam waktu kurang dari 1 jam dan tanpa terjadi komplikasi hingga akhir tindakan. Seusai tindakan ini, Team TBS RS. siloam manado pun telah mempersiapkan kembali tindakan serupa pada dua pasien lainnya yang sudah menunggu di RS Siloam Manado,” tutupnya, (jun)