Jurnalis Ini Jelajahi 9 Negara Dengan Jalan Kaki 

Levison Wood
Levison Wood

Ini adalah petualangan terbesar Levison Wood, turis asal Inggris yang berprofesi sebagai jurnalis foto. Selama 9 bulan, dia jalan kaki sepanjang 6.035 Km menyusuri Sungai Nil. Levison melewati 9 negara, termasuk Sudan yang waktu itu dirundung konflik.
Perjalanan Levison Wood berakhir pada Desember 2013. Selama 9 bulan menjelajah menyusuri Sungai Nil, banyak kejadian tak terduga yang menimpanya.

Dia sempat dijambret, dievakuasi dari zona perang, dan hampir dimakan buaya. Dia menyebrangi rawa, mendaki gunung, berteman dengan kalajengking di Gurun Sahara, juga makan tikus dan belalang.

“Bulan-bulan itu adalah yang terbaik dalam hidup saya,” tutur Levison.

Mengutip CNN, Kamis (13/11/2014), berikut kisahnya berjalan kaki lebih dari 6.000 Km menyusuri Sungai Nil:

1. Memulai perjalanan dari Rwanda

Petualangan Levison dimulai dari Rwanda, tepatnya di Nyungwe Forest yang merupakan hulu Sungai Nil. Hutan ini dipenuhi rawa-rawa. Levison harus melewati rawa tersebut, yang rata-rata setinggi pinggang orang dewasa.

Ini adalah awal musim hujan. Air pun meluap di pemukiman bantaran Sungai Nil. Air luapan itu beberapa kali masuk tendanya, sehingga Levison harus bangun tengah malam dan memindahkan tenda ke tempat yang lebih aman.
Masuk ke Tanzania, Levison menemukan peradaban terutama di Kota Bukoba. Di negara ini, Levison merasakan suasana yang jauh berbeda dengan Rwanda yang banyak rawa-rawa.

“Kesulitan terbesar adalah mempertahankan motivasi untuk bangun setiap pagi, jalan kaki 32 km, dan begitu seterusnya,” tutur Levison.

  1. Temukan Peradaban di Tanzania

 

Masuk ke Tanzania, Levison menemukan peradaban terutama di Kota Bukoba. Di negara ini, Levison merasakan suasana yang jauh berbeda dengan Rwanda yang banyak rawa-rawa.

“Kesulitan terbesar adalah mempertahankan motivasi untuk bangun setiap pagi, jalan kaki 32 km, dan begitu seterusnya,” tutur Levison.

  1. Berburu tikus di Uganda

Di Uganda, Levison bertemu anak-anak kecil yang berburu tikus menggunakan panah. Sulit menemukan makanan ‘standar’ di negeri miskin ini. Bahkan, Levison pernah 2 hari tak makan sama sekali.

Dia tidur di alam liar, atau di rumah kecil milik penduduk lokal. Tikus dan belalang bakar jadi makanan utamanya di Uganda.

4. Sudan Selatan

Levingson memasuki Sudan hanya beberapa bulan sebelum pecahnya Perang Saudara antara Sudan Utara dan Sudan Selatan. Begitu melewati perbatasan, Levingson bertemu penduduk lokal yang sedang menggembala hewan ternak.

Dia bertemu dengan Mundari, nama suku di Sudan yang terkenal cinta damai. Para pemberontak pun dilarang masuk kawasan tempat tinggal Mundari. Sebagai rasa terima kasih, Levison mengikuti upacara tradisional seperti gulat ala suku Mundari.

5. Masuk zona perang

Saat Levison memasuki Kota Bor di Sudan Selatan, banyak polisi dan tentara yagn mencegat. Perang saudara rupanya sudah berlangsung di kota tersebut.

Levison kemudian ditahan dan dievakuasi ke Juba, ibukota Sudan Selatan, kemudian dideportasi ke Sudan Utara.

6. Berakhir di Mesir

Perjalanan Levison berakhir di Kairo, Mesir. Dia melintasi Gurun Sahara naik unta, juga bermalam di alam liar ditemani kalajengking yang berbahaya. Mesir adalah hilir sungai Nil, tempat sungai tersebut bermuara ke Laut Mediterania.

“Saat Anda melakukan hal yang sama terus-menerus berbulan-bulan, dan menyadarinya harus berakhir, pasti ada kesedihan,” Levison mengakui.

Namun, Levison berkata ini adalah hari-hari terbaik dalam hidupnya. Sembilan bulan melintasi 9 negara, menyusuri sungai terpanjang di dunia.

“Hal pertama yang kulakukan adalah berlari ke laut dan menikmati detik demi detik,” tuturnya. (dtr)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.