BERITATOTABUAN.COM, PROBOLINGGO – Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Probolinggo menggelar talkshow Probolinggo Bersinergi Ciptakan Inovasi (Pro-Beraksi) di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo, Kamis (18/1/2024).
Talkshow Pro-Beraksi ini menghadirkan narasumber Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si dan Widyaiswara Ahli Utama BPSDM Provinsi Jawa Timur Dr. Djony Harijanto dengan moderator Ismatul Izzah selaku Kepala Prodi MPI Universitas Islam Zainul Hasan Genggong Probolinggo
Kegiatan yang dihadiri oleh Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Heri Sulistyanto ini diikuti oleh 200 orang terdiri dari Kepala Perangkat Daerah, Direktur RSUD, Camat, Lurah, Kepala Puskesmas, Kepala UPT, Korwil dan Pengawas Pendidikan serta Ketua Apdesi Kecamatan.
Kepala Bapelitbangda Kabupaten Probolinggo M. Sjaiful Effendi menyampaikan inovasi daerah adalah pembaharuan penyelenggaraan kinerja pemerintahan daerah yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam hal peningkatan pelayanan masyarakat, peningkatan tata kelola pemerintahan dan inovasi lainnya yang berkaitan dengan urusan pemerintahan yang yang menjadi kewenangan daerah.
“Berbagai inovasi yang diciptakan oleh Kepala Daerah, anggota DPRD, Perangkat Daerah, ASN dan masyarakat diharapkan akan berdampak dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membantu menyelesaikan isu-isu strategis Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.
Sementara Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan koordinasi dan sinergi itu mudah sekali untuk diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan. Demikian halnya ketika rapat koordinasi (rakor), sinergi dan koordinasi itu gampang sekali disampaikan dan sulit untuk dilakukan.
“Disitulah, ayo bersama-sama kita sinergi. Kalau bersama-sama mensupport dengan kekuatan yang sama, maka akan memunculkan inovasi yang luar biasa. BUS Patas itu berawal dari penguatan internal Pemerintah Daerah. Kemudian muncul call center Lapor Kand4. Melalui call center Lapor Kand4 ini masyarakat bisa protes apa yang sudah kita lakukan. Saya ucapkan terima kasih atas sinerginya,” katanya.
Menurut Pj Bupati Ugas, Pro-Beraksi ini dilakukan karena terlalu minim berinovasi. Padahal semua hal yang menyangkut pelayanan itu dinilai oleh lembaga independen dan pemerintahan.
“Saya memohon inovasi itu tidak pernah berhenti sebagai upaya untuk melayani masyarakat. Sebab masyarakat tidak akan perneh berhenti dan puas karena keinginan masyarakat itu dinamis, terutama yang berkaitan dengan pelayanan. Tetapi tidak ada inovasi yang sempurnba, tetapi kita harus terus berinovasi dan berkreasi,” jelasnya.
Pj Bupati Ugas menerangkan kemiskinan itu terjadi karena takdir dan budaya. Kemiskinan itu takdir, karena jika segala bentuk bantuan diambil dan yang bersangkutan tidak bisa bekerja tentunya akan tambah bermasalah dalam kehidupannya. Hal ini kemiskinan itu terjadi karena takdir.
“Kita tidak mungkin bisa nol. Pasti pada saat ditarik bantuannya maka tidak bisa makan betul. Itu sudah kondisi dan karena takdir. Apapun yang kita lakukan untuk merelakan dan mengikhlaskan untuk membantu sesama. Hal itu sebagai seorang kesatria,” terangnya.
Selain takdir jelas Pj Bupati Ugas, kemiskinan itu terjadi karena budaya. Masyarakat ini merasa bangga ketika disebut miskin. Budaya masyarakat sudah terbiasa nyaman menerima. Tetapi ada budaya lain salah satunya adalah budaya pernikahan dini. Di saat anak dilamar, rata-rata orang tua tidak bisa menolak.
“Orang tua khawatir kalau menolak nanti anaknya tidak laku. Padahal dengan usia dini akan berpengaruh kepada pendidikannya, tetapi orang tuanya bangga. Orang tua tidak berani menolak takut sangkal katanya. Insya Allah kita akan terus bergerak dan bekerja,” tegasnya.
Sedangkan Widyaiswara Ahli Utama BPSDM Provinsi Jawa Timur Dr. Djony Harijanto mengungkapkan dengan dilaunchingnya tiga inovasi ini Pj Bupati Probolinggo menginginkan trilogi mulai dari pengentasan kemiskinan, stunting dan pro-beraksi. Semuanya sudah dilaunching, sekarang tinggal menunggu eksekusinya.
“Namanya sinergi, tentunya ini menyatukan semua potensi yang ada. Jangan pernah berhenti untuk berinovasi. Inovasi ini harus berkelanjutan. Jadi tidak boleh berhenti karena ini masih awalan dan bukan akhiran,” ungkapnya.
Djony menegaskan orientasi dari ketiga inovasi ini lebih kepada impact (dampak). Bukan hanya output dan outcome, tetapi impact. “Apa setelah kita lauching, masyarakat terdampak apa tidak. Jangan banyak inovasi, tetapi masyarakat tidak bergerak dan tidak berdampak,” pungkasnya. (Ali Makhfud)