Gelar Rolling, Walikota Diminta Pertimbangkan Psikologis Pejabat

Bagikan Artikel Ini:
Adrianus Mokoginta SE

Adrianus Mokoginta SE

BERITATOTABUAN.COM, KOTAMOBAGU – Adanya ‘insiden’ kecil menjelang proses pelantikan pejabat eselon II Kota Kotamobagu, Senin (09/03/2015) kemarin dimana ada salah seorang peserta seleksi jabatan berinisial HK alias Ham yang telah datang dengan Pakaian Sipil Lengkap (PSL) mengenakan jas lengkap, lantas tidak jadi dilantik sebagai salah satu pejabat, ternyata ikut memantik perhatian dari beberapa legislator di Kotamobagu.
Diantaranya adalah Adrianus Mokoginta SE. Sekretaris Fraksi PDIP Kotamobagu ini, dengan tegas mengatakan seharusnya Walikota Kotamobagu seharusnya bisa lebih beretika dengan mempertimbangkan faktor psikologis pejabat yang akan dilantik.
“Jelas ini mempengaruhi faktor psikologis HK. Pasalnya, dia telah datang berdasarkan undangan untuk dilantik menjadi salah satu pejabat, dengan mengenakan pakaian jas lengkap bersama istri lantas tidak jadi dilantik, jelas memalukan dirinya, dan juga keluarganya,” ketus Adrianus kepada beritatotabuan.com, kemarin di ruang kerjanya.
Adrianus pun mempertingatkan dengan keras, seraya mengatakan dirinya tidak ingin melihat kejadian ini terulang kembali.
“Kita harus punya etika dalam pemerintahan, utamanya dalam bermasyarakat. Saya berharap ini terakhir kali kejadian ini terjadi,” tukasnya.
Pernyataan Adrianus itu diperkuat juga oleh Sekretaris Fraksi Kebangkitan Rakyat (FKR) DPRD Kota Kotamobagu, Dani Iqbal Mokoginta SH, yang menyoroti persoalan dugaan adanya dua undangan yang beredar dalam pelantikan satu jabatan setingkat eselon II kemarin.
“Secara hukum administrasi dipertanyakan undangan yang diterima oleh HK. Sebab, kami yakin ada dua undangan pasti yang beredar untuk 1 jabatan setingkat eselon II. Jika demikian, siapa yang bertanggung jawab persoalan ini. Sebab, secara tidak langsung ini menandakan amburadulnya administrasi kesekretariatan dalam pemerintahan,” imbuh Dani.
Dani pun meminta Walikota bertanggung jawab atas kejadian tersebut, dengan menelusuri siapa yang membuat dan mengedarkan undangan pelantikan itu.
“Kalau memang dari awal dianggap tidak layak dilantik tentu tidak usah diundang, apalagi dengan memakai pakaian jas lengkap. Kami sangat menyayangkan kejadian ini bisa terjadi dalam proses pelantikan siang tadi,” kuncinya. (jun)

Tags:
author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.