Misi sukses pendaratan robot Philae di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko mengundang perhatian fisikawan kenamaan Stephen Hawking.
Profesor Universitas Cambrige, Inggris mengaku takjub dengan kesuksesan misi Badan Antariksa Eropa (ESA). Kegembiraannya itu ia tuliskan dalam status Facebook. Untuk menjalankan misi ini, ESA megerahkan pesawat ruang angkasa, Rosetta.
“Mari bergabung dengan saya untuk bertepuk tangan atas upaya misi Rosetta ESA dan mendaratkan pesawat ruang angkasa yang mengorbit komet,” tulis Hawking, 12 November 2014, beberapa saat usai Philae sukses mendarat di tubuh komet.
Ia menyebutkan misi sukses itu bisa membantu manusia untuk memahami misteri pembentukan Tata Surya.
“Ini mungkin tampak seperti karya fiksi, tapi sangat nyata, sangat mengesankan dan membantu kita mengungkap misteri,” tulis dia.
Dalam unggahan statusnya, Hawking menyertakan video yang menggambarkan pendaratan Philae.
“Mereka membuat sebuah film pendek yang indah menggunakan lanskap imajiner untuk menggambarkan prestasi bersejarah saat ini,” lanjutnya.
Unggahan statusnya itu langsung dipuji oleh pengguna Facebook. Unggahan ini mendapat 29 ribu lebih likes dan telah dibagikan 4174 pengguna Facebook.
Diberitakan sebelumnya, pendaratan Philae menjadi klimaks setelah misi proyek ESA ini berlangsung selama satu dekade lamanya. Misi dengan dengan anggaran yang mencapai US$1,62 miliar tersebut seolah terbayar lunas dengan kesuksesan pendaratan Philae di komet 67 P/CG.
Setelah berhasil mendaratkan robot ruang angkasanya, ESA kini dihadapkan pada tantangan baru. Pasalnya, Philae harus selalu terhubung secara real time meski jarak komet dengan Bumi mencapai 311 juta mil atau 500 juta kilometer.
Komet seluas sekitar 2,5 mil atau 4 kilometer ini akan dijelajahi oleh Philae untuk mendapatkan gambaran informasi mengenai asal usul Tata Surya pada komet yang sudah berusia 4,5 miliar tahun. Komet tersebut terbentuk dari susunan debu dan es.