DP Korpri Gelar Talkshow Peran Korpri Dalam Rangka Pencegahan Korupsi

Bagikan Artikel Ini:

DP Korpri Gelar Talkshow Peran Korpri Dalam Rangka Pencegahan Korupsi

BERITATOTABUAN.COM, PROBOLINGGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui Dewan Pimpinan (DP) Korpri Kabupaten Probolinggo menggelar talkshow dengan tema “Peran Korpri dalam Rangka Pencegahan Korupsi” di Auditorium Madakaripura Kantor Bupati Probolinggo, Rabu (17/1/2024).

Kegiatan yang melibatkan Tim Penggerak PKK Kabupaten Probolinggo dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Probolinggo ini diikuti oleh seluruh Asisten, Kepala OPD dan Camat didampingi istri selaku Ketua DWP OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan Kecamatan se-Kabupaten Probolinggo.

Talkshow yang dipandu oleh moderator Yulistina Widyarningrum dari Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan ini dihadiri narasumber Penjabat (Pj) Bupati Probolinggo Ugas Irwanto, S.Sos., M.Si, Pj Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto dan motivator Dr. Dra. Hj. Umi Dayati, M.Pd selaku Dosen Universitas Negeri Malang.

Pj Bupati Probolinggo Ugas Irwanto mengatakan kegiatan ini secara focus dilakukan untuk penguatan suami istri dalam rangka untuk mencegah korupsi. “Satu sisi kita memberikan beberapa hal masalah-masalah yang selama ini terjadi dalam keluarga. Bagaimana dimotivasi untuk terus jangan mengungkap kekurangan-kekurangan, tetapi bagaimana mensupport keluarga itu menjadi kekuatan,” katanya.

Menurut Pj Bupati Ugas, suami istri itu harus saling mendukung sehingga Korpri bukan hanya sekedar kumpulan ASN (Aparatur Sipil Negara), tetapi bisa memberikan manfaat kepada keluarga.

“Harapannya Dharma Wanita Persatuan, Korpri dan Pemerintah Daerah bisa bersinergi dalam rangka untuk menguatkan kemajuan Pemerintah Kabupaten Probolinggo. Sekaligus ibu-ibunya bisa lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi di Kabupaten Probolinggo,” harapnya.

Sementara Pj Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Probolinggo Rita Erik Ugas Irwanto menyampaikan pengalamannya saat mengikuti bimbingan teknis (bimtek) di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.

“Kami hanya ingin memberikan semacam pengetahuan bahwa istri harus benar-benar mensupport suami dalam semua keputusannya. Tetapi istri harus koreksi jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan. Seorang istri harus mengingatkan suami,” ujarnya.

Rita Erik menerangkan seorang istri adalah sebagai orang tua terutama ibu yang selalu bertemu dengan anak-anaknya. Istri harus menjadi role model bagi anak-anaknya. Yang utama adalah untuk kesuksesan seorang suami adalah doa. Jangan pernah lelah untuk selalu mendoakan suami dan anak-anak.

“Alhamdulillah, untuk di Kabupaten Probolinggo para suami benar-benar sudah mendidik para istrinya dengan baik dan istri-istrinya luar biasa selalu mendoakan para suaminya,” jelasnya.

Menurut Rita Erik, seorang perempuan yang berada di posisi istri seorang pejabat harus siap mental, siap berkorban waktu dan siap korban perasaan. Pada saat suami berada di luar, banyak sekali tekanan dan saat pulang dalam keadaan stres. Jangan sampai ada perasaan suami berubah pada saat menjadi pejabat.

“Itulah tugas kita sebagai istri, saat kondisi suami tidak sedang baik-baik saja, kita harus menjadi penenang dan pendinginnya. Motivasi yang bisa saya berikan, kita bisa, kita kuat dan kita hebat,” tegasnya.

Sedangkan motivator Hj Dayati menyampaikan jika seseorang sukses jangan pernah lupa siapa yang telah melahirkan. Dalam artian, jangan pernah melupakan kedua orang tua yang telah melahirkannya. Memang ada ungkapan, dibalik kesuksesan suami ada istri yang hebat. Tetapi jangan lupa, selain istri yang hebat, siapa yang telah melahirkan.

“Seorang pejabat harus selalu introspeksi, pantaskah diri kita ini sebagai pejabat. Kita harus selalu branding bagaimana menjadi seorang pejabat yang baik dan bebas dari korupsi. Karena nantinya anak yang paling malu kalau orang tuanya korupsi,” ungkapnya.

Umi Dayati menjelaskan bahwa otak tengah perempuan itu lebih tebal. Seorang perempuan dalam satu hari diberikan kosakata sebanyak 20.000 dan laki-laki hanya 6.000. Sehingga kaum ibu-ibu lebih banyak bicara dari pada kaum laki-laki.

“Terkadang seorang istri itu begitu suami pulang kantor langsung banyak bertanya. Padahal, laki-laki itu butuh waktu sekitar 15 menit untuk bisa merespon. Oleh karena itu, jika suami pulang dari kantor dalam keadaan lesu, berilah senyuman. Nanti begitu sudah tenang, ajaklah berbicara dengan baik,” terangnya.

Dengan bahasa yang mudah dicerna dan dipahami, Umi Dayati menegaskan percuma seorang pejabat di puja-puja di tempat kerja tetapi di rumah tidak ada penghargaan sebagai seorang suami dan ayah dari anak-anaknya.

“Harga kekayaan terbesar kita di dunia itu sebenarnya ada dalam genggangan kita. Keluarga adalah kekayaan yang sangat besar. Oleh karena itu, jadilan istri yang bisa dibanggakan oleh suami. Jangan buat suami sudah dengan kehadiran istri dan jangan berfikir yang berat-berat karena sekarang banyak orang stres,” tegasnya.

Lebih lanjut Umi Dayati meminta agar seorang pemimpin itu selalu memperhatikan yang senior. Bagaimana caranya jika menjadi seorang pemimpin itu mudah untuk dikenang.

“Ciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan saling mengingatkan. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Banggakan anak-anak kita dan kenalilah diri sendiri dengan baik. Kalau kita bisa mengenal diri sendiri, maka akan mudah untuk mengenal orang lain. Tetapi jika tidak bisa mengenal diri sendiri, jangan berharap akan bisa mengenal orang lain,” pungkasnya.(Ali Makhfud)

Tags:
author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.